Jangan Terpedaya Oleh Keindahan Dunia

Jangan Terpedaya Oleh Keindahan Dunia

Secara fithroh, manusia mencintai dunia, karena memang Alloh سبحانه وتعالى telah menjadikan berbagai kesenangan dunia itu indah di mata manusia. Sebagaimana Alloh سبحانه وتعالى berfirman: (QS. Ali Imron: 14)

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (surga)”.

Di dalam ayat yang mulia ini Alloh سبحانه وتعالى memberitahukan mengenai apa yang dijadikan indah bagi manusia dalam kehidupan dunia, berupa berbagai ragam kenikmatan, yaitu: Wanita, Anak dan Harta.

1.    Wanita
Alloh سبحانه وتعالى memulainya dengan menyebut wanita, karena fitnah yang ditimbulkan oleh wanita itu lebih berat, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits shohih, bahwa Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما، عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ : (( مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّساء )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .

Dari Usamah bin Zaid رضي الله عنهما, dari Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda: “Aku tidak meninggalkan suatu fitnah yang lebih bahaya bagi kaum laki-laki daripada wanita”.

2.    Anak
Anak selain sebagai perhiasan dan penyejuk mata, juga bisa menjadi fitnah (ujian dan cobaan) bagi orang tuanya. Ia merupakan amanah yang akan menguji setiap orang tua. Sebagaimana Alloh سبحانه وتعالى berfirman: (At Taghobun:14,15).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14) إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (15

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Alloh-lah pahala yang besar”.

Firman Alloh سبحانه وتعالى di atas dengan sangat tegas menandaskan, anak bisa menjadi fitnah dunia bagi kita. Ibarat permata zamrud yang wajib kita pelihara. Maka berhati-hatilah, janganlah kita terlena dan tertipu sehingga kita melanggar perintah Alloh سبحانه وتعالى dan menodai laranganNya. Jangan sampai anak kita menjadi penyebab turunnya murka dan bencana Alloh سبحانه وتعالى pada diri kita.

Alloh سبحانه وتعالى befirman, (Al Anfal:27, 28).

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَخُونُوا اللهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ , وَاعْلَمُوا أَنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةُُ وَأَنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرُُ عَظِيمُُ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Alloh dan RosulNya, dan juga janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu padahal kamu mengetahui. Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Alloh-lah pahala yang besar”.

3.    Harta
Harta yang Alloh سبحانه وتعالى berikan kepada kita adalah fitnah (cobaan), untuk menguji kita apakah menggunakannya dengan baik atau tidak. Allah سبحانه وتعالى berfirman,

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), di sisi Alloh-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghobun: 15)

Lalu sebagian orang menghabiskan hartanya untuk menuruti syahwatnya dan menggunakannya dalam keharoman. Ia rengguh semua kenikmatan yang tidak menambah untuk dirinya kecuali jauh dari Alloh سبحانه وتعالى semata. Yang seperti ini  harta menjadi musibah bagi pemiliknya. Wal’iyadhu Billah!

Adapun orang-orang yang beriman menggunakan hartanya dalam keridhoan Robb-nya. Ia infakkan hartanya dalam kebaikan. Ia sedekahkan kepada orang yang membutuhkan. Ia salurkan kepada dakwah dan perjuangan Islam. Sehingga Alloh سبحانه وتعالى akan memberikan ganti yang lebih baik dari apa yang telah dikeluarkan dari hartanya. Alloh سبحانه وتعالى berfirman,

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Alloh akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba': 39)

Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه ، عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : (( إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرةٌ ، وإنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرَ كَيفَ تَعْمَلُونَ ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاء ؛ فإنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسرائيلَ كَانَتْ في النِّسَاءِ )) رواه مسلم .

Dari Abu Sa’id al-Khudri رضي الله عنه, dari Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau bersabda: Sesungguhnya dunia ini manis dan (hijau) indah. Dan sesungguhnya Alloh menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia akan melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, waspadalah terhadap dunia (harta) dan terhadap wanita. Sebab, fitnah pertama kali yang timbul di kalangan Bani Isroil disebabkan oleh wanita”.

Seyogianya seorang muslim berzuhud dalam masalah harta (dunia) dan tidak berjalan di bawah kendalinya atau bergantung pada kegemerlapan dunia. Sebab, dunia menawarkan rasa manis, keindahan, dan perhiasannya kepada ummat manusia. Maka barangsiapa yang bergantung kepadanya, niscaya dunia itu akan membinasakannya. Namun demikian, tidak selayaknya seorang hamba melupakan bagiannya dari dunia ini.

Alloh سبحانه وتعالى telah menjadikan Bani Adam sebagai kholifah yang sebagian mereka menggantikan sebagian yang lainnya di dunia agar Dia dapat melihat bagaimana mereka berbuat, karena dunia merupakan tempat ujian dan cobaan, bukan tempat yang kekal abadi, tetapi hanya merupakan batu loncatan menuju kehidupan yang kekal abadi. Oleh karena itu, hendaklah kita membekali diri di dunia ini dalam menempuh perjalanan menuju kehidupan yang kekal abadi itu.

Berhati-hatilah kita terhadap fitnah yang ditimbulkan oleh wanita. Hal itu dapat diwujudkan dengan menghindari hal-hal yang dapat membangkitkan nafsu syahwat yang terpendam, misalnya berikhtilath (berbaur antara laki-laki dan wanita) dan melihat ke bagian-bagian yang dapat membangkitkan gairah nafsu birahi.

Hendaklah kita belajar dan mengambil pelajaran dari ummat-ummat terdahulu, karena apa yang pernah menimpa Bani Isroil bisa juga menimpa kaum lainnya jika mereka melakukan hal yang sama.

Semoga Alloh selalu memberikan taufiq dan hidayahnya kepada kita di dalam kebenaran.

Referensi:
1.    Syarah Riyadhush Sholihin
2.    Tafsir Ibnu Katsir
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url