TUGAS DAKWAH PARA ROSUL

TAUHID MERUPAKAN TUGAS DAKWAH PARA ROSUL

Mengajak manusia menuju agama Alloh merupakan salah satu ibadah yang agung, manfaatnya menyangkut orang lain. Bahkan dakwah menuju agama Alloh merupakan perkataan yang paling baik. Alloh Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ


"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Alloh, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Fushshilat: 33).

Dakwah mengajak kepada agama Alloh merupakan tugas para Rosul,sebagaimana Alloh Azza wa Jalla berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

"Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus Rosul pada setiap umat (untuk menyerukan), 'Beribadahlah kepada Alloh (semata) dan jauhilah thaghut". (QS. An-Nahl: 36)

Di dalam ayat yang mulia ini Alloh Azza wa Jalla telah mengabarkan bahwa Dia telah mengutus seorang Rosul pada setiap kelompok dan kurun manusia, yang mengajak kepada manusia untuk beribadah kepada Alloh semata dan meninggalkan peribadahan kepada selainNya.

Alloh terus mengutus para RosulNya kepada manusia sejak terjadinya kesyirikan pada bani Adam pada zaman Nabi Nuh hingga Alloh menutup para Nabi dengan Muhammad Shollallohu'alaihi wasallam.

Pelajaran Ayat:

1. Sesungguhnya hikmah pengutusan para Rosul adalah untuk berdakwah menyeru kepada Tauhid dan melarang dari kesyirikan.
 
2. Sesungguhnya agama para nabi satu, yaitu memurnikan peribadahan kepada Alloh dan meninggalkan kesyirikan, meskipun syariat mereka berbeda-beda.

3. Bahwa risalah (tauhid) ini berlaku untuk setiap umat dan hujjah telah tegak bagi seluruh umat manusia.

4. Ayat tersebut menerangkan keagungan perkara tauhid dan bahwa tauhid wajib atas seluruh umat.

5. Di dalam ayat tersebut, terdapat kandungan kalimat Laa Ilahaa Illalloh berupa penafian (peniadaan) dan itsbat (penetapan). Hal ini menunjukkan bahwa tauhid tidak dapat diluruskan, kecuali dengan keduanya (nafi dan itsbat). Adapun nafi saja, itu bukanlah penauhidan. demikian pula itsbat saja bukanlah penauhidan.

Semoga bermanfaat...Mari Belajar Islam.

[Sumber: Kitab Al Mulakhkhosh Syarah Kitab Tauhid, DR. Shalih bin Fauzan Al Fauzan)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url