JAGALAH ALLOH NISCAYA ALLOH MENJAGAMU
JAGALAH ALLOH NISCAYA ALLOH MENJAGAMU
Marilah kita simak langsung dari penuturan Abdullah ibn ‘Abbas رضي الله عنه, beliau berkata:
كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا، فَقَالَ: «يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ،…
“Pada suatu hari, aku berada di belakang Rosulillah صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , kemudian beliau bersabda kepadaku; ‘wahai anak muda, sesungguhnya aku mengajarimu (aku berpesan kepadamu) beberapa kalimat, jagalah Alloh niscaya Alloh menjagamu, …(HR. at Tirmidzi, dishohihkan oleh Syaikh al Albani)/Sunan Tirmidzi, 2440, Kitab: Sifat Qiamat, penggugah hati dan wara’, Bab: lain-lain.)
Lalu apakah yang dimaksud dengan menjaga Alloh سبحانه وتعالى?.
Imam Abdurrahman ibn Abi Bakr Jalaludin as Suyuthi رحمه الله dalam kitabnya Qutul Mughtadzi berkata, Imam al Kahfani رحمه اللهberkata:
“Menjaga Alloh, maksudnya adalah kamu menjaga perintah Alloh سبحانه وتعالى dan kamu bertakwa kepadaNya. Maka jangan sampai Alloh melihatmu berbuat kemaksiatan atau berbuat pelanggaran terhadap perintahNya.”
Dan merupakan perbuatan seorang hamba yang menjaga Alloh سبحانه وتعالى adalah dengan menjaga anggota badannya agar tidak digunakan untuk hal kemaksiatan atau perbuatan dosa.
Ada 5 anggota badan dari diri kita ini yang perlu direnungkan bersama oleh kita. Sudahkah kita menjaga ke 5 anggota badan ini untuk tidak bermaksiat kepada Alloh سبحانه وتعالى?
Pertama: Menjaga Hati
Menjaga hatinya dari perkara-perkara syubhat yang dapat mengkeruhkan keyakinannya, dan menjaga hatinya dari perkara-perkara syahwat yang dapat menyesatkan dan menyengsarakannya.
Hati memiliki kedudukan yang penting bagi hidup setiap manusia. Apabila hati telah hilang, maka hilanglah segala hidupnya. Apabila hati telah rusak, maka rusaklah segala perilaku hidupnya.
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ القَلْبُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam badan/tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh badan. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhori-Muslim)
Kedua: Menjaga Lisan
Lisan memiliki perkara yang sangat mengagumkan. Berapa banyak kehormatan orang yang hancur disebabkan oleh lisan? Berapa banyak harga diri yang menjadi rendah disebabkan oleh lisan? Berapa banyak rumah tangga yang runtuh disebabkan oleh lisan? Dan berapa banyak kemaksiatan yang keluar dari lisan, namun kita tidak pernah menyadarinya? Ghibah (menggunjing orang lain), namimah (mengadu domba), mengejek, menghina, berdusta, menipu, atau saling berdebat untuk sesuatu yang tidak berguna, tidak ada manfaatnya sama sekali.
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لَا يُرِيدُ بِهَا بَأْسًا، يَهْوِي بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِي النَّارِ
“Sesungguhnya seseorang berkata dengan satu kalimat, ia menganggapnya biasa. Tapi ternyata kalimat tersebut menjadikannya terlempar ke dalam api neraka sejauh 70 tahun perjalanan.” (HR. Ahmad, dishohihkan oleh Syaikh al Albani)
Maka hendaknya setiap kita menjaga lisan ini, agar tidak keluar darinya kecuali sesuatu yang mendatangkan ridho Alloh سبحانه وتعالى, atau sesuatu yang menggembirakan hati orang yang mendengarnya. Abu Bakar ash Shiddiq رضي الله عنه berkata:
ولله ما شيئ أحق بطول حبس من اللسان
“Demi Alloh, tidak ada sesuatu yang lebih berhak untuk terus dijaga sepanjang waktu daripada lisan ini.”
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari kiamat, maka hendaklah ia berkata yang baik-baik, (kalau tidak bisa) maka lebih baik ia diam saja.” (HR. Bukhori-Muslim)
Ketiga: Menjaga Pendengaran
Seorang muslim, seorang mu’min tidak pantas baginya mendengarkan sesuatu yang diharamkan oleh Alloh سبحانه وتعالى. Tidak mendengarkan perkataan kotor. Tidak mendengarkan musik-musik. Tidak mendengarkan siulan-siulan. Dan tidak mendengarkan perkataan yang sia-sia.
Alloh سبحانه وتعالى berfirman:
وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِراماً
"(Dan termasuk hamba Alloh Yang Maha Penyayang adalah), orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang yang melakukan perbuatan/perkataan yang sia-sia, maka dia berlalu dengan tetap menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon : 72)
Maka jagalah telinga kita, jagalah pendengaran kita. Sungguh ayat-ayat Al Qur’an adalah lebih berhak untuk kita dengarkan, nasihat-nasihat atau ceramah yang baik adalah lebih layak untuk kita dengarkan.
Alloh سبحانه وتعالى berfirman:
إِنَّ السَّمْعَوَالْبَصَرَ وَالْفُؤادَ كُلُّ أُولئِكَ كانَ عَنْهُ مَسْؤُلاً
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati. Semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya.” (QS. Al Isra’ : 36)
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
الحمد لله على فضله وإحسانه وأشكره على توفيقه وامتنانه وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليمًا كثيراً أما بعد :
Keempat: Menjaga Penglihatan
Sesungguhnya mata, apabila ia digunakan untuk melihat atau memandang sesuatu yang haram, maka sesungguhnya dia adalah panah beracun iblis yang dapat merusak hati dan mengoyak keimanan yang ada di dalamnya. Namun apabila ia dijaga untuk tidak melihat atau memandang hal-hal yang diharamkan, maka Alloh akan memberi ganti keimanan untuk kita yang kita rasakan manisnya di dalam dada.
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذلِكَ أَزْكى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِما يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada kaum mu’minin (orang-orang yang beriman), agar mereka menjaga pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka. Karena yang demikian itu lebih baik bagi mereka (lebih mensucikan jiwa mereka). Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nur : 30)
Kelima: Menjaga Perut
Seorang muslim menjaga perutnya dari makanan yang haram. Dia tidak makan kecuali dari apa yang telah dibolehkan, dari apa yang telah dihalalkan untuknya. Dia menjauhi unsur-unsur penghasilan yang datang dari riba, penipuan, atau jual beli yang curang, sehingga tidak ada keberkahannya sama sekali pada harta tersebut. Justru yang ada adalah kecelakaan dan kesengsaraan. Seorang muslim makanannya adalah makan yang baik dan bersumber dari penghasilan yang baik. Karena Alloh سبحانه وتعالى tidaklah menerima kecuali apa-apa yang baik. Dan tidak menerima do’a kecuali dari orang-orang yang baik.
Rosululloh صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ،
“Wahai manusia, sesungguhnya Alloh itu Maha Baik, tidak menerima kecuali apa-apa yang baik. Dan sesungguhnya Alloh memerintahkan kaum mu’min dengan apa yang telah diperintahkan kepada para rosul.
فَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ} [المؤمنون: 51]
Alloh berfirman, ‘wahai para rosul, makanlah kalian dari apa yang baik-baik, dan beramal sholihlah, sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian perbuat’.
وَقَالَ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} [البقرة: 172]
Dan Alloh berfirman, ‘wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik, yang telah Kami rizkikan kepada kalian’.
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ،
Kemudian Rosululloh menggambarkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan jauh, nampak bekas perjalanan tersebut di sekujur tubuhnya, penuh debu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berseru ya robb ya robb,
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟
Sedangkan makanannya adalah haram, minumannya adalah haram, dan pakaiannya adalah haram, dia tumbuh dari sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin do’anya akan dijawab?.” (HR. Muslim)
Maka kaum muslimin yang dirahmati Alloh سبحانه وتعالى, jagalah Alloh dengan menjaga anggota tubuh kita agar tetap dan terus dalam keta’atan dan ketakwaan kepadaNya, serta jauh dari segala kemaksiatan dan perbuatan dosa. Sehingga dengan begitu, Alloh akan menjaga kita.
Semoga bermanfaat... Mari Belajar Islam