PEMBATAL AMALAN
WASPADA DARI PERKARA YANG MEMBATALKAN AMALAN
Perkara yang wajib diketahui oleh seorang muslim ketika sudah melaksanakan perintah-perintah Alloh, adalah mengetahui pembatal-pembatal amalan.
Para generasi salaf sangat takut kalau amalan mereka gugur dan batal, karena Alloh عزّوجلّ berfirman:
أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ
"Supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari." (QS al-Hujurat [49]: 2)
Jika Anda sudah mengilmui sebuah perintah, telah mencintai, bersemangat dalam mengamalkannya, dan telah ikhlas dan mencontoh Nabi صلى الله عليه وسلم dalam beramal, maka waspadalah dari segala perkara yang bisa merusak amalan dan ibadah.
Lihatlah gambaran al-Qur'an tentang hal ini:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS al-Mu’minun [23]: 60)1
Aisyah رضي الله عنها pernah bertanya kepada Rosululloh صلى الله عليه وسلم tentang ayat di atas, beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, bersedekah, shalat, dan mereka merasa khawatir tidak diterima amalannya."2
Di antara pembatal amalan yang paling besar adalah kesyirikan. Perbuatan syirik bisa menghapus amalan dan membatalkannya.
Alloh عزّوجلّ berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ . بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, 'Jika kamu mempersekutukan (Robb), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.' karena itu, maka hendaklah Alloh saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." (QS az-Zumar [39]: 65-66)
Maka sudah menjadi kemestian bagi orang yang menghendaki amalannya diterima di sisi Alloh عزّوجلّ untuk mentauhidkan-Nya, karena tauhid adalah hak Alloh عزّوجلّ yang paling besar atas para hamba-Nya.3
1. Maksudnya, orang-orang yang memberikan pemberian itu khawatir dan takut tidak diterima amalannya, karena mereka merasa telah meremehkan dalam mengerjakan syarat-syaratnya. (Tafsir Ibnu Katsir 3/234).
2. HR at-Tirmidzi: 3175, Ibnu Majah: 4198, Ahmad 6/159, al-Hakim 2/393, dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 162.
3. Berdasarkan hadits al-Bukhari: 128, Muslim: 30.
[Sumber Majalah Al-Furqon No.155 Ed.8 Th.ke-14_ 1436 H / 2015 M, 7 Hal Penting Bagi Setiap Muslim, Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman حفظه الله ]
Semoga bermanfaat… Mari Belajar Islam#87