Kultum: Segeralah Bertobat

Sajadah Muslim ~ Alhamdulillah hilladzi akramnaa bil iimaan, wa a’azzanaa bil islam, wa rafa’na bil ihsan, ahmaduhu subhanahu wata’ala wa asykuruh, allahumma shollia wasallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa mantabi’ahum bi ihsani ila yaumiddin, amma ba’du.

 
Kepada yang terhormat para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.

Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertama­tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw sebab beliau kita dapat  mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang  hararn, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju   ke neraka.

Bapak, ibu, saudara sekalian yang saya hormati !

Sebagai manusia, tidak mungkin kita sunyi dari kesalahan dan kekhilafan. Ketika kita terlanjur dan terpeleset melakukan kesalahan dan dosa baik dosa kecil, utamanya dosa besar, maka bersegeralah bertobat memohon ampun kepada Allah swt. Karena Allah sangat menyukai kepada hamba-Nya yang segera bertobat memobon ampun kepada-Nya, dan Dia adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.

Penyesalan yang timbul dalam jiwa seseorang, sehabis melakukan kesalahan merupakan sebuah sikap jiwa yang baik. Penyesalan yang timbul dengan penuh kesadaran disertai dengan kebulatan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan dan dosa itu lagi, merupakan sikap orang yang bertobat.

Bagi seorang muslim harus yakin bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Betapapun besamya dosa yang kita lakukan, jika kita benar-benar bertobat  kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuninya. Karena Tuhan sangat menyukai hamba-Nya yang bertobat dan membersihkan diri dari kesalahan dan dosa yang pernah dilakukannya.

Allah swt berfirman: "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa  mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan  perbuatan kejinya itu, sedang  mereka  mengetahui." (QS. Ali Imran: 135).

Banyak ayat-ayatAl-Qur'an dan hadis-hadis Nabi yang menyerukan agar segera bertobat dan keutamaan orang-orang  yang bersungguh­sungguh dalam bertobat. Di antaranya lagi ialah firman Allah swt:

"Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS. An-Nur: 31).

Bapak, ibu, saudara sekalian yang saya hormati !

Sedangkan di antara hadis-hadis Nabi yang menjelaskan tentang keutamaan bertobat di antaranya, Thabrani meriwayatkan dengan sanad sahih tetapi rawinya ada yang terputus: "Orang bertobat dari  dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa. " Ibnu Hibban meriwayatkan di dalam kitab sahihnya, demikian pula Hakim: "Penyesalan atas suatu dosa adalah berarti bertobat. "Yakni, penyesalan itu; merupakan rukun utama tobat, sebagaimana pernyataan bahwa haji itu adalah Arafah. Penyesalan  menjadi sebuah keharusan dari suatu kemaksiatan dan kekejian serta dari ketakutan akan hukuman azabnya.

Hakim meriwayatkan hadis yang ia nilai sebagai hadis sahih tetapi rawinya ada yang terputus: "Allah mengetahui seorang hamba yang benar-benar menyesali atas dosanya, dan Ia akan  mengampuninya sebelum hamba tersebut memohon ampun kepada-Nya atas kesalahan itu."

Muslim dan yang lainnya meriwayatkan: "Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman   kekuasaan-Nya, seandainya kamu tidak berdosa dan tidak memohon ampun, tentu Allah akan melenyapkan kamu semua. Kemudian Ia mendatangkan kaum lain selain kamu, mereka melakukan  dosa tetapi mereka memohon ampun, lalu Allah mengampuni mereka."

Bapak, ibu, saudara sekalian yang saya hormati !

Demikianlah, kultum yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini, semoga kita benar-benar menjadi muslim yang segera bertobat dan melakukannya dengan sungguh-sungguh, agar kita menjadi orang yang beruntung. Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Ihdinas  shirathal  mustaqim, tsummas salamu 'alaikum   warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz Ibnu Hasan
 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url