Perbedaan Malaikat dengan Jin
Perbedaan Malaikat dengan Jin - Diantara kaum muslimin ada yang tidak mengetahui tentang perbedaan antara malaikat yang mulia dengan jin dan syaitan. Bahkan penyimpangan sebagian umat sampai kepada taraf menyamakan antara malaikat dengan jin.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dalam kitab “At Tafsir Al Kabir” yang disandarkan kepadanya (7/381), “Kaum musyrikin Arab dan ahli kitab meyakini adanya malaikat meskipun mayoritas mereka menganggap bahwa malaikat dan syaitan itu merupakan satu jenis. Maka siapa diantara mereka yang keluar dari ketaatan kepada Allah Subhaanahu wata’aala, jatuhlah kedudukannya dan menjadi syaitan.“
Kaum musyrikin Arab dan ahli kitab mengingkari bahwa iblis adalah nenek moyang jin dan mengingkari pula bahwa jin itu menikah, melahirkan, makan dan minum. Bahkan sebagian orang Arab menyangka bahwa malaikat adalah keturunan jin sebagaimana yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir.
Penyebutan perbedaan keduanya bisa membantu kita untuk mengenal malaikat dengan pengenalan yang benar. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan jin diciptakan dari api.
Hal ini ditunjukkan dalam hadits Aisyah Radhiallahu ‘anha dalam Shahih Muslim (2996) dia berkata, “bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :
“Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api yang bercampur dengan hitamnya api.”
Ini merupakan perbedaan yang mencolok dalam hal asal penciptaan, terlebih lagi ada perbedaan lain dalam sifat dan perbuatannya.
2. Nama-nama malaikat berbeda dengan nama-nama jin baik secara global maupun terperinci. Adapun nama-nama malaikat mengandung makna utusan. Maka malaikat bermakna para utusan Allah dan nama At Tasyaitan artinya yang melampaui batas. Nama-nama ini secara global sudah menunjukkan perbedaan apalagi secara terperinci. Sedangkan Al Iblis berasal dari kata Al Iblas, artinya yang berputus asa dari rahmat Allah Subhaanahu wata’aala.
Perhatikanlah nama Jibril, Mikail, Israfil dan yang lainnya. Engkau mendapati bahwa nama-nama malaikat itu adalah nama-nama yang indah dan bagus sedangkan nama-nama jin dan syaitan itu jelek.
3. Para malaikat diciptakan oleh Allah Subhaanahu wata’aala dengan tabiat selalu taat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dan tidak ada pilihan bagi malaikat apakah dia mau taat atau tidak.
Berbeda dengan jin, dimana Allah Subhaanahu wata’aala, menjadikan mereka mempunyai pilihan dan kehendak sebagaimana manusia. Siapa yang ingin beriman, maka dia memilihnya dan siapa yang ingin kekufuran, maka dia memilihnya. Tatkala jin diberi pilihan tersebut, banyak dari kalangan mereka yang memilih kekufuran daripada keimanan.
4. Para malaikat tidak memiliki syahwat. Oleh karena itu, mereka tidak makan, tidak minum dan tidak menikah. Adapun para jin, mereka makan, minum, menikah dan yang lainnya.
5. Para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, sedikitpun walaupun hanya sekejap mata. Adapun mayoritas jin adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih banyak jika dibandingkan dengan kekufuran pada manusia. Apa yang tersebar bahwa Harut dan Marut adalah nama dua malaikat, tidaklah benar bahkan keduanya adalah jin.
Barangsiapa yang berpendapat bahwa keduanya adalah malaikat, mereka bersandar pada kisah-kisah Israiliyyat yang tidak bisa dijadikan sebagai sandaran dan tidak bisa ditegakkan sebagai hujjah serta tidak ada satu pun hadits shahih tentang hal ini.
6. Malaikat jauh lebih kuat daripada jin. Bahkan sebagian malaikat, ada yang tidak bisa dibandingkan kekuatannya dengan seluruh jin seperti Malakul Maut. Malakul Maut hanya seorang diri, namun dia mampu mencabut ruh-ruh dari penduduk barat dan timur dalam waktu sekejap. Sungguh Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, telah melihat Jibril dan dia memiliki 600 sayap.
Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari (4856) dari hadits Ibnu Mas’ud radiallohu ‘anhu.
Ada juga 8 malaikat yang memikul ‘Arsy. Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala, telah menjadikan para malaikat sebagai bala tentaranya yang paling kuat dan Allah Subhaanahu wata’aala, memperlihatkan seluruh jagat raya kepada mereka dan kekuatan mereka pun berbeda- beda. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman:
“Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap, masing-masing dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir : 1)
7. Para malaikat lebih utama dari para jin baik dalam hal penciptaan, bentuk, perbuatan maupun keadaan.
8. Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak dan jumlahnya melebihi jumlah jin, manusia dan hewan karena mereka senantiasa mengurusi para makhluk tersebut dan mengurusi yang lainnya. Diantara mereka ada yang ruku’, ada yang sujud, adapula yang bertasbih dan beristighfar serta yang lainnya.
9. Allah Subhaanahu wata’aala, menciptakan malaikat untuk melayani bani Adam dan merekapun (para malaikat) senantiasa melakukan tugas tersebut. Adapun mayoritas jin berusaha menyesatkan manusia dan menyimpangkan mereka dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala. Yang berada di baris terdepannya adalah nenek moyang mereka yaitu Iblis sebagaimana yang telah diketahui secara pasti dalam agama ini.
10. Para malikat bertugas mengurusi jin dan membantu mereka sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala.
11. Malaikat mampu melihat jin di setiap waktu. Adapun jin tidak bisa melihat malaikat kecuali jika malaikat itu berubah bentuk dengan bentuk yang mampu dilihat oleh jin. Karena jika jin melihat malaikat, maka tidak tersisa sedikitpun dari ilmu ghaib yang wajib diimani oleh mereka.
12. Allah Subhaanahu wata’aala menciptakan malaikat sebelum menciptakan jin. Dalil yang menunjukkan tentang hal ini adalah bahwa diantara para malaikat ada yang bertugas memikul ‘Arsy sedangkan kita sudah mengetahui bahwa Arsy itu diciptakan sebelum Allah Subhaanahu wata’aala menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya.
13. Malaikat merupakan alam ghaib bagi jin. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wata’aala, mewajibkan kepada jin untuk beriman kepada para malaikat.
14. Malaikat mampu menguasai jin dengan izin Allah Subhaanahu wata’aala. Oleh karena itu, malaikat mampu melihat jin dan mencabut ruh-ruh mereka serta mampu menghalangi kaum jin ketika hendak menyakiti manusia sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala. Adapun jin tidak mampu menguasai para malaikat dan hal ini sudah diketahui secara pasti.
15. Para malaikat secara umum disifati dengan sifat-sifat yang terpuji. Allah Subhaanahu wata’aala berfirman tentang mereka:
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan.” (QS. An Nahl : 50)
“Dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya : 28)
Allah Subhaanahu wata’aala juga berfirman :
“Dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim:6 )
Allah Subhaanahu wata’aala juga berfirman :
“Bahkan mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.“ (QS. Al Anbiya: 26-27)
Adapun mayoritas jin memiliki sifat-sifat yang jelek, seperti memberikan waswas, menghiasi perbuatan jelek sebagai satu kebaikan, memalingkan, membuat makar dan tipu daya, melampaui batas serta berbuat zhalim dan sebagainya.
16. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Kaum jahiliyah telah terjatuh ke dalam kesalahan yang besar ketika mereka mengatakan : “Para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah.” Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.“ (QS. Az Zukhruf : 19)
Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman mengabarkan tentang mereka:
“Apakah Tuhan memilih anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana kamu menetapkan?“ (QS. Ash Shaffaat : 153-154)
Mereka (para malaikat) tidak disifati laki-laki karena hal ini mengharuskan bahwa diantara mereka ada yang perempuan, akan tetapi mereka dikatakan sebagai hamba-hamba Ar Rahman dan tentara-tentara Allah Subhaanahu wata’aala
sebagaimana Al-Qur’an menamakan mereka dengan hamba-hamba Ar Rahman.
Adapun jin, ada yang laki-laki dan ada juga yang perempuan. Hal ini sudah diketahui secara pasti dalam agama. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman tentang iblis nenek moyang jin:
“Patutkah kamu mengambil dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?“ (QS. Al-Kahfi : 50)
17. Para malaikat senantiasa menolong di atas kebaikan kepada para nabi dan rasul serta para pengikutnya. Oleh karena itu, malaikat merupakan sumber kebaikan terhadap manusia dengan cara memberikan ilham kepada manusia. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dalam “Majmu Fatawa” (4/34) : “Maka sumber ilmu yang benar dan kehendak yang baik itu berasal dari ilham para malaikat dan sumber keyakinan yang batil serta kehendak yang buruk dari bisikan syaitan.”
Malaikat tidak pernah menolong para tukang sihir dan ahli nujum dan tidak pula membantu orang-orang yang sesat, rusak dan menentang syari’at. Berbeda dengan syaitan dari kalangan jin. Mereka memberi kekuatan dan pertolongan pada setiap kejelekan, kerusakan dan kejahatan. Bahkan mereka adalah sumber segala kefasikan, kekufuran dan kefajiran.
18. Para malaikat tinggal di langit. Allah Subhaanahu wata ’aala, berfirman :
“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.“ (QS. Asy Syura : 5)
Yang menjadi inti adalah lafazh “dari atas mereka.”
Allah Subhaanahu wata’aala, juga berfirman :
“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.” (QS. Fushshilat :38)
Allah Subhaanahu wata’aala, juga berfirman :
“Dan tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.“ (QS. Maryam : 64)
Maka mereka turun dari langit ke bumi. Adapun para syaitan dimana iblis berada di baris terdepan, mereka tinggal di bumi. Mayoritas mereka tinggal di tempat-tempat yang kotor seperti tempat-tempat najis, tempat sampah, tempat buang air kecil dan besar serta tempat-tempat lainnya yang kotor. Maka demikian jauh perbedaan antara yang tinggal di langit dan yang tinggal di bumi. Bagaimana mungkin dibandingkan dengan yang biasa tinggal di tempat-tempat yang kotor?
19. Para malaikat bisa terbang ke langit yang tinggi karena asal penciptaan malaikat mampu terbang ke atas langit yang tinggi dan kemana saja sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala. Berbeda dengan jin dimana asal penciptaan mereka tidak mampu terbang namun hanya berjalan melata di permukaan bumi dan bisa terbang jika mereka berubah bentuk. Adapun kemampuan terbang jin itu sangat lemah jika dibandingkan dengan kemampuan terbang para malaikat.
20. Para malaikat mampu menembus penghalang-penghalang bahkan bisa sampai menembus ke bumi yang ketujuh, sebagaimana yang telah diketahui bahwa para malaikat senantiasa mengurusi dunia dan segala isinya. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman menyebutkan tentang sifat malaikat:
”Dan yang mengatur urusan.” (QS. An Naziat : 5)
Permusuhan antara jin dan para malaikat itu akan senantiasa ada. Para malaikat memusuhi iblis dan siapa saja yang bersamanya bahkan mereka melaknat iblis dan para pengikutnya. Allah Subhaanahu wata’aala, befirman :
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.“ (QS. Al Baqarah :161)
Dan dalil-dalil lainnya baik dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam.
Dari perbedaan-perbedaan tersebut di atas jelaslah bahwa malaikat tidak bisa disamakan dengan jin dan syaitan baik dalam hal penciptaan, bentuk, nama, sifat, dan perbuatan dari awal sampai akhirnya. Barangsiapa yang menyamakan antara keduanya, sungguh dia telah sesat dari jalan yang lurus.
----------------------------------------------------------------------------------
Sumber : http://salafybpp.com