Dokter Keturunan Tionghoa Menjadi Mualaf 3 Hari Menjelang Ajalnya

Tak seorangpun bisa menduga dan tak seorangpun bisa menyangka. Jika Allah ingin memberikan hidayahNya maka seorangpun bisa menghalangnya. Hal itulah yang dialami oleh seorang dokter keturunan Tionghoa yang mendapat hidayah dan menjadi mualaf 3 hari menjelang ajal datang menjemputnya.

https://sma1padang87.com/berita/dr-yanto-dipanggil-yang-maha-kuasa-setelah-3-hari-menjadi-mualaf/

Dokter Yanto, dikenal sebagai seorang dokter keturunan Tionghoa yang sangat baik di mata pasiennya. Dengan profesinya sebagai dokter umum, beliau berusaha berbuat baik kepada sesama manusia tanpa memandang ras dan agama pasiennya. Sangat peduli dengan pasien, menyediakan waktu kapan saja bagi pasiennya, bahkan tidak memungut biaya pengobatan jika pasien tak mampu membayarnya. Mungkin karena kebaikannya itulah sehingga Allah memberikan hidayah kepada beliau 3 hari menjelang ajal datang menjemputnya.




Allah memberikan hidayah kepada dr. Yanto 3 hari menjelang ajal menjemputnya (22 Ramadhan 1439 H), dengan kata lain beliau menjadi mualaf pada 19 Ramadhan 1439 H. Walau dalam keadaan keadaan dirawat (sakit), tidak menjadi penghalang bagi beliau untuk mengucapkan dua kalimat syahadat yang dipandu oleh ustad di rumah sakit Dr. M. Djamil, Padang.

Entah kebaikan apalagi yang pernah dilakukan oleh almarhum dr. Yanto semasa hidupnya. Faktanya, pihak keluarga dengan ikhlas mempersilahkan jenazah almarhum diselenggarakan secara Islam padahal mereka sudah mempersiapkan proses kremasi layaknya kepercayaan orang Tionghoa. Hal ini dikarenakan pihak keluarga belum semuanya tahu bahwa almarhum telah menjadi mualaf. Fakta lain, ketika jenazah almarhum disholatkan, yang menjadi imamnya adalah walikota Padang pada saat itu.
Bpk. Mahyeldi - Walikota Padang menjadi imam saat sholat jenazah dr. Yanto
Bpk. Mahyeldi - Walikota Padang menjadi imam saat sholat jenazah dr. Yanto

Kejadian diatas membuktikan bahwa Allah itu berbuat sekehendakNya. Seorang dokter keturunan Tionghoa berumur 50 tahun sedang dirawat di rumah sakit, tidak menjadi penghalang baginya untuk menjadi mualaf dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat mutlak masuk Islam. Dan mungkin karena kebaikan-kebaikan yang dilakukan semasa hidupnya maka diberikan segala kemudahan oleh Allah atas penyelenggaraan jenazahnya bahkan diberi satu kehormatan dengan diimami oleh orang nomor 1 di kota tempat kediamannya.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url