Fashion Dalam Islam


AKHLAK ISLAM

Fashion Dalam Islam

Dengan semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula peradaban manusia, tak terkecuali dalam dunia fashion. Akan tetapi dinamika hidup yang tidak terkendali telah membawa manusia melanggar norma agama, mereka berpakaian tetapi mengabaikan anjuran syariat. Mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri saja, asal pakainnya necis, rapi tapi ada tetangganya yang kelaparan, pakaiannya compang camping mereka tidak memperdulikannya. Padahal Islam tidak mengajarkan yang demikian ini.

Islam mengajarkan agar umatnya peduli terhadap sesama, memperhatikan tetangganya yang kurang berada, serta menolongnya manakala ia membutuhkannya. Berkaitan dengan hal ini, orang Islam yang memiliki tanggungan atau orang yang dibawahnya maka ia hendaknya tidak menjaga jarak dengannya. Dengan kata lain, pekerja yang ada di bawah kita seperti pembantu, sopir dan ajudan haruslah kita perlakukan sebagaimana apa yang kita lakukan dalam kesehariannya, baik dalam hal makanan, pakaian, atau hal lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
busana islami

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak dibenarkan jika seorang muslim berpakaian dengan pakaian yang bakus, sementara orang yang berada di sekelilingnya kehidupannya tidak terurus, pakaiannya compang camping bahkan mencari makannya saja kesulitan. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW berpesan dengan memberikan teguran kepada Sahabat Abu Dzar sebagai berikut: 

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاصِلٍ الْأَحْدَبِ عَنْ الْمَعْرُورِ بْنِ سُوَيْدٍ قَالَ لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ وَعَلَى غُلَامِهِ حُلَّةٌ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ إِنِّي سَابَبْتُ رَجُلًا فَعَيَّرْتُهُ بِأُمِّهِ فَقَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ أَعَيَّرْتَهُ بِأُمِّهِ إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ جَعَلَهُمْ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ فَمَنْ كَانَ أَخُوهُ تَحْتَ يَدِهِ فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُلُ وَلْيُلْبِسْهُ مِمَّا يَلْبَسُ وَلَا تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ
“Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Washil Al Ahdab dari Al Ma'rur bin Suwaid berkata: Aku bertemu Abu Dzar di Rabdzah yang saat itu mengenakan pakaian dua lapis, begitu juga anaknya, maka aku tanyakan kepadanya tentang itu, maka dia menjawab: Aku telah menghina seseorang dengan cara menghina ibunya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menegurku: "Wahai Abu Dzar apakah kamu menghina ibunya? Sesungguhnya kamu masih memiliki (sifat) jahiliyyah. Saudara-saudara kalian adalah tanggungan kalian, Allah telah menjadikan mereka di bawah tangan kalian. Maka siapa yang saudaranya berada di bawah tangannya (tanggungannya) maka jika dia makan berilah makanan seperti yang dia makan, bila dia berpakaian berilah seperti yang dia pakai, janganlah kalian membebani mereka sesuatu yang di luar batas kemampuan mereka. Jika kalian membebani mereka, maka bantulah mereka".

Dari kejadian sebagaimana yang terdapat dalam hadis, kita dapat mengambil pengertian bahwa Islam seseorang belum sempurna selama ia masih memiliki sifat yang kurang baik terhadap orang lain. Sifat tercela sebagaimana dalam hadis tertuang dalam kejadian seperti mencaci-maki orang lain dan memperlakukan tidak mengenakkannya. Oleh karena itu sebagai pribadi muslim yang baik, ia harus memberikan hak dan menghirmati orang yang berada di bawahnya, seperti dengan memberikan makanan, pakaian yang layak dan kenyamanan dalam aktivitas kesehariannya.

Terlihat jelas dalam hadis tersebut, sebuah teguran Rasulullah kepada sahabatnya yaitu Abu Dzar ketika ia perperangai dengan akhlakyang tidak dicontohkan oleh beliau, bahkan perangan yang kurang terpuji tersebut dikatakan oleh Rasulullah sebagai perangai peninggalan Jahiliyah, yang sudah sepatutnya untuk dijauhi dan dihindari dalam kehidupan kita sehari hari.

Apa yang kami ungkap dari hadis di atas merupakan refleksi bagi kita sebagai seorang muslim atau muslimah agar senantiasa menjaga diri, tidak sombong, menyesuaikan dalam pergaulan termasuk dalam berpakaian, dan menghargai sesama. Dengan kesadaran demikian, maka seseorang dalam berperilaku terutama dalam hal fashion maka ia akan jauh menjaga diri dan kehormatannya, tidak sekedar mengikuti mode saja. Semoga bermanfaat (Hadis dikutip dari Sahih Bukhari Hadis No.9 Bab Perbuatan Maksiat Merupaka Kebiasaan Jahiliyah)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url