Bagaimana Agar Kita Bersyukur ???



Bagaimana Agar Kita Bersyukur ???

Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم " :انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ, وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ, فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اَللَّهِ عَلَيْكُمْ" .مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .رواه البخاري (6490)، ومسلم (2963)

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, dia berkata, Rosululloh  صلى الله عليه وسلم bersabda: “Lihatlah orang yang lebih rendah dari kalian dan janganlah kalian melihat orang yang di atas kalian, yang demikian itu lebih patut agar kalian tidak menganggap remeh nikmat Alloh kepada kalian.”

Penjelasan Hadits:

Lihatlah orang yang Alloh lebih mengutamakan kalian daripadanya dalam hal rizki. Dan janganlah kalian melihat orang yang Alloh lebih mengutamakannya daripada kalian dalam hal rizki. Tindakan kalian melihat orang yang keadaan rizkinya lebih rendah daripada kalian, bukan kepada orang keadaan rizkinya di atas kalian, itu patut agar Alloh menjadikan kalian bersyukur lagi rela dengan rizki yang telah Alloh berikan kepada kalian, tanpa menghina karunia Alloh yang telah Alloh berikan kepada kalian. Sebab menganggap remeh kenikmatan itu dapat menyebabkan kemusnahannya. Karena nikmat itu bagaikan hewan buruan, sedangkan mensyukurinya itu merupakan tali kekangnya. Orang yang berakal adalah orang yang tidak melonggokan pandangan matanya kepada kenikmatan yang telah Alloh karuniakan kepada sebagian hambaNya, berupa kenikmatan dunia untuk suatu hikmah yang diketahui oleh Alloh Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 

Orang kaya itu bukanlah karena banyaknya harta benda, akan tetapi orang kaya yang sebenarnya adalah orang yang kaya hati.

Hadits ini merupakan salah satu kaidah yang paling besar bagi faktor penyebab mensyukuri karunia Alloh  سبحانه وتعالى

Alloh سبحانه وتعالىbenar-benar telah membagi kepada manusia rizki mereka, berupa harta kekayaan, akhlak, anak keturunan, kesehatan dan keselamatan mereka. Dan Dia telah menyebutkan bahwa karunia Alloh سبحانه وتعالى itu tidak mungkin dapat dihitung, di mana Dia berfirman: 

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا...

“Dan jika kalian menghitung nikmat Alloh, niscaya kalian tidak akan dapat menghitungnya.” (QS. An-Nahl: 18)

Alloh juga menyinggung bahwa di antara misi besar syaithon adalah mengalihkan manusia dari mensyukuri nikmat Alloh سبحانه وتعالى, dimana Dia berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)

16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-‘Arof: 16-17)

Dan Alloh menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Alloh adalah orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat Alloh, seraya berfirman:

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا (2) إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا (3)

2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. 3. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. Al-Insaan: 2-3)

Jika seseorang melihat orang yang kondisinya berada di bawahnya, dalam hal kesehatan, harta, atau keluarganya, maka sangat layaklah dia mensyukuri karunia Alloh yang telah Dia berikan padanya.
Namun,  jika dia mencurahkan perhatiannya kepada orang yang kondisinya berada di atasnya, baik dalam hal kesehatan, harta, ataupun keluarga, maka dia sendiri telah menimbulkan rasa sedih dan dengki pada dirinya, dan dengan begitu dia layak disebut mengingkari karunia Alloh kepadanya. 

Kesimpulan:

1.      Wajib mensyukuri nikmat dari Alloh سبحانه وتعالى.
2.   Tidak sepantasnya manusia mencurahkan perhatiannya kepada orang yang dikaruniai rizki melebihi dirinya.
3.      Sudah sepantasnyalah manusia melihat dan memperhatikan orang yang lebih rendah kondisinya daripada dirinya agar dia mengakui nikmat Alloh سبحانه وتعالى kepadanya.

Kami memohon kepada Alloh agar menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang pandai bersyukur, amin ya robbal ‘alamin.

Semoga bermanfaat… 
Oleh: Abu Lailah, Syarah Bulughul Maram, Kitab Al Jami’, Bab Adab
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url