Khutbah Jumat: Kerukunan Umat Beragama

MUKKADIMAH

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbahagia

Pertama-tama marilah kita tiada hentinya memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah menetapkan syurga di bawah telapak kaki Ibu dan senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian.

Shalawat serta salam mari pula kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan contoh suritauladan yang baik bagi ummat manusia.

Mari  pula  kita tingkatkan  kualitas  Iman dan Taqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya Iman dan Taqwa. 


Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbahagia

Sebagai umat Islam yang tinggal di Negara Indonesia patutnya kita bersyukur kepada Allah,  Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menganugerahkan nikmat kemerdekaan dan mentaqdirkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan tanah air yang luas dengan kekayaan alam yang  melimpah, sebagai nikmat dan karunia yang wajib kita syukuri agar Allah SWT tidak murka kepada kita akibat kelalaian kita mensyukuri nikmat-Nya. Demikian peringatan Allah dalam surat Ibrahim  ayat 7 :

"Apabila kamu bersyukur terhadap nikmat-Ku kepadamu maka akan Aku tambah dan jika kamu kufur maka siksa-Ku amat pedih”.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang terdiri dari beragam etnik, adat istiadat, budaya, bahasa bahkan agama. Untuk itu diperlukan perundang-undangan yang baik, yang  dapat  menaungi seluruh komponen  bangsa.  Khususnya terhadap masalah SARA yang sangat rawan jika tidak disertai dengan pengertian untuk menerima perbedaan, Sehingga para pendiri bangsa kita merumuskannya dalam UUD 45 pasal 29 :
  • Ayat 1. Negara berdasar atas ke Tuhanan Yang Maha Esa
  • Ayat 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya  dan   beribadah menurut agamanya masing­masing.
Berlandaskan pada pasal tersebut maka dibentuklah suatu lembaga formal yang menjadi kelengkapan perangkat negara yaitu Kementerian Agama yang memiliki kewajiban untuk mengatur jalannya kerukunan umat beragama.

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbahagia

Sejak zaman Nabi  Muhammad SAW suasana keberagaman adalah menjadi warna kehidupan sosial  kemasyarakatan, Rasulullah dapat mengaturnya dengan  baik  sehingga  ajaran  Islam dapat  diterima sebagai agama Rahmatal  Lil 'Alamin, dengan prinsip dasar :

“untukmu agamamu dan untukku agamaku”.

Ketika Rasulullah SAW tinggal di Mekkah  dalam  hidup berdampingan dengan umat lain, Allah SWT memberikan petunjuk, sebagaimana dalam firman-Nya surat Yunus ayat 99 :

"Seandainya Tuhanmu menghendaki maka akan berimanlah semua manusia yang ada di bumi. Apakah engkau yang memaksa manusia sehingga mereka beriman ?”.

Dari ayat tersebut ada dua hal penting yang perlu kita ketahui :

Pertama, bahwa tidak mungkin seluruh manusia akan beriman(beragama Islam).

Kedua, tidak boleh ummat Islam memaksa orang lain untuk memeluk Islam.

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbahagia

Ketika Nabi Muhammad SAW bermukim di Madinah, ada sahabat beliau  dari  kalangan Anshar, yang  anaknya beragama lain. Sahabat tersebut bertanya kepada Rasulullah SAW, sikap apa yang harus diambilnya, apakah anaknya harus dipaksa masuk Islam atau dibiarkan saja dalam agamanya. Malaikat Jibril segera membawa ayat 256  dari  surat  Al-Baqarah  kepada  Nabi  Muhammad  SAW,  Allah berfirman :

"Tidak ada paksaan dalam  agama, karena  telah jelas jalan  yang benar dari pada jalan yang sesat”.

Yang dimaksud tidak ada paksaan dalam agama adalah bahwa tidak boleh memaksa orang agar memeluk agama Islam. Alasannya karena Islam adalah agama yang benar. Tentu bila kita memaksakannya akan menurunkan martabat Islam dan ummat Islam.

Banyaknya  gejolak  yang  berbau  SARA  di  bangsa  kita  ini seperti kasus Ambon, Poso, Sampit, Papua, dan lain sebagainya walaupun pemicunya sangat kompleks tetapi orang lebih melihat akibatnya adalah pertentangan Agama hal ini tentu disebabkan karena  kurang dipahaminya  secara baik makna  pluralisme  dan pentingnya kerukunan hidup  antar umat beragama yang menjadi alat pemersatu  dari perbedaan itu. Oleh karena ummat  Islam di Indonesia  adalah mayoritas maka  kita harus banyak mengambil peran  munculnya persatuan dan kesatuan bangsa sebagai aplikasi dari pernyataan Islam adalah agama Rahmatal Lil Alamin, Insya Allah bangsa dan negara kita akan semakin kondusif sehingga memudahkan proses pembangunan disegala bidang.

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbahagia

Berbicara tentang substansi  ajaran  agama, maka kita tidak dapat mencampur adukkan ajaran  agama yang  ada, karena itu juga bertentangan dengan prinsip ajaran disetiap agama. Hal ini dapat  kita pelajari dari firman Allah SWT dalam surat  AI-Maidah ayat 48 :

"Kami berikan aturan dan jalan yang terang, sekiranya Allah menghendaki Ia pasti menjadikan kamu satu ummat saja. Tetapi Ia ingin menguji terhadap apa yang  telah diberikan kepadamu. Maka berlomba lombalah dalam kebajikan, kepada Allah tempat kembalimu. Kemudian Allah akan memberitahukan kepadamu apa-apa yang kamu perselisihkan".

Ayat ini mengandung beberapa makna yang penting yaitu:
  1. Allah yang menciptakan agama-agama itu
  2. Bila Allah menghendaki maka agama hanya satu saja
  3. Bermacam-macamnya agama merupakan cobaan Allah. Maka hendaklah kita berlomba-lomba mengerjakan kebajikan 
  4. Tempat kita kembali adalah Allah, kemudian Allah SWT  akan menjelaskan apa-apa  yang kita perselisihkan.
Kita ketahui bersama bahwa ayat yang terakhir diturunkan oleh Allah adalah terdapat  dalam surat   Al-Maidah ayat 3, ayat ini memberikan isyarat agar ummat Islam lebih toleran dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang  Berbabagia

Agama Islam adalah agama  yang diridhai oleh Allah SWT dan ummatnya adalah ummat yang terbaik, karena itu pengertian ini haruslah diterjemahkan  dalam kehidupan yang  nyata,  wujudnya dapat berupa tolong menolong, hormat menghonnati, saling menghargai, hidup berdamai dengan ummat lain, dan lain-lain, atau pendek kata bahwa kita harus melakukan perbuatan yang diridhai oleh Allah SWT sehingga dengan demikian upaya untuk membangun peradaban kemanusiaan dapat terwujud. Sejalan dengan hal tersebut Allah SWT berfirman dalam surat AI-Mumtahanah ayat 8 :

"Allah tidak melarang kamu berlaku baik kepada orang-orang yang memerangi kamu karena agama tidak mengusir kamu dari negerimu, hendaklah kamu berbuat baik kepada mereka dan berlaku adil kepada mereka, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil".

Dalam ayat ini Allah SWT mendorong agar kita berbuat baik padanya, memperlakukannya  dengan  adil karena Allah mencintai orang yang berlaku adil. Bagi ummat Islam berlaku adil adalah wajib baik kepada  sesamanya maupun kepada yang lain bahkan terhadap musuhpun kita dituntut berlaku adil. Ada ayat AI-Qur'an yang hendaknya kita pegang teguh yaitu :

"Dan janganlah karena kamu membenci suatu golongan sehingga kamu berlaku tidak adil kepada mereka".

Marilah kita sekalian memperbaiki kerukunan kita sesama Muslim, meningkatkan kerukunan sesama ummat beragama dan juga kita perbaiki hubungan antara umat beragama dengan pemerintah. Insya Allah dengan demikian Negeri kita  akan  aman  tentram  dan sejahtera yang diridhai oleh Allah SWT, Amin Ya Rabbal 'Alamin.

PENUTUP

Oleh Drs. KH. Marwan Aidid
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url