Khutbah Jumat: Pemimpin Yang Adil
MUKKADIMAH
Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbabagia
Pertama-tama marilah kita tiada hentinya memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian.
Shalawat serta salam mari pula kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan contoh suritauladan termasuk didalamnya adalah contoh kepemimpinan beliau.Mari pula kita tingkatkan kualitas Iman dan Taqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya Iman dan Taqwa.
Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbabagia
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup dalam masyarakat luas, sehingga ditengah-tengah mereka sangat dibutuhkan seorang Pemimpin. Nabi Muhammad SAW dalam sebuah Haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari beliau bersabda :
"Setiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban".
Pertanggung jawaban itu akan diminta, baik ketika di dunia maupun ketika di akhirat karena itu setiap pemimpin harus dapat bekerja secara baik, tepat, teliti dan terarah sehingga akan memperoleh manfaat ganda, di dunia kita mendapat kepercayaan dan di akhirat kita mendapatkan pahala dan syurga.
Dalam Al-Qur'an banyak kita mendapat petunjuk Allah SWT bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, demikian pula dalam Hadits-Hadits Rasulullah SAW.
Beberapa ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam antara lain:
1. Surat Al-Maidah ayat 8 Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan kebenaran Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah kamu membenci suatu kaum yang menyebabkan kamu tidak berbuat adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dengan taqwa”.
Ayat ini merupakan dasar dari ajaran Islam dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ayat inilah yang menjadi pegangan dasar Nabi Muhammad SAW dalam memimpin masyarakat Madinah. Masyarakat Madinah adalah masyarakat yang majemuk multi religi, multi etnik dan multi kultural. Hukumdan keadilanlah yang mengantarkan agama dan ummat Islam mencapai kejayaannya. Apalagi keadilan Rasulullah ditopang oleh pengabdian tanpa mengenal pamrih, Rasulullah memilih hidup sederhana bahkan bersahaja, di ruang tamu beliau hanya terdapat sebuah bangku dan kendi untuk berwudhu, padahal di samping rumah beliau terdapat Baitul Mal.
Ummat Islam khususnya Indonesia bila ingin keluar dari krisis dan sukses di dalam membangun bangsa dan negara kita maka AIQur'an dan akhlak Nabi adalah contoh suri tauladan terutama dalam mengangkat seorang pemimpin (panutan)
2. Surat An-Nisa' ayat 58 Allah berfirman :
"Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil".
Ayat ini amat cocok dilaksanakan oleh aparat pemerintah agar bantuan pemerintah kepada rakyat benar-benar sampai kepada yang berhak. Jadi pimpinan, atasan tidak boleh memotong hak rakyat atau hak bawahan. Bila kita perhatikan ayat sesudahnya yaitu ayat 59 dari surat An-nisa' erat kaitannya dengan ayat 58 ini. Pada ayat 58 Allah memerintahkan para pemimpin untuk menyampaikan hak rakyat, sedangkan pada ayat 59 Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk mentaati Allah, Rasul dan UIiI Amri. Kedua ayat ini berkaitan erat, secara tersirat kita dapat memahami bahwa pemimpin yang wajib kita taati adalah pemimpin yang amanah. Pemimpin yang melayani rakyat, pemimpin yang menyampaikan hak-hak rakyat atau titipan pemerintah kepada rakyat.
3. Surat An-Nahl ayat 90 Allah memberikan konsep pembangunan yang sempurna. Bila ayat ini diamalkan dengan baik maka negara dan daerah akan aman dan tentram, adil dan sehatera, sebagimana Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan memberi makan kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mengambil pelajaran".
Dalam ayat ini terdapat tiga induk akhlak yang terpuji yaitu : Adil, berbuat kebajikan dan memberi makan terhadap fakir miskin (terutama sanak famili) dan juga dalam ayat ini ada tiga induk akhlak yang tercela yaitu berbuat keji, mungkar dan permusuhan bila kita melaksanakan isi ayat ini negara dan tanah air kita akan adil-makmur dan sejahtera.
Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbabagia
Setelah diterangkan ajaran kepemimpinan dalam Islam yang berintikan keadilan, maka perkenankanlah saya menjelaskan tentang kemuliaan pemimpin yang adil :
- Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim beliau bersabda : Bahwa dihari kemudian ada golongan yang akan mendapatkan perlindungan dari Allah yang ketika itu tiada perlindungan kecuali dari-Nya, yaitu : "Pemimpin yang adil, pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah, orang yang tergantung hatinya di Masjid, dua orang yang saling mencintai bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak serong oleh wanita kaya dan cantik maka ia berkata saya takut kepada Allah, dan orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanannya dan orang yang berzikir kepada Allah hingga berlinang air matanya”.
- Bahwa pemimpin yang adil tidak akan ditolak doanya oleh Allah SWT, dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad beliau bersabda : "Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak yaitu : orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil dan orang yang terzhalimi (teraniaya)”.
- Pemimpin yang adil adalah bayangan Allah dimuka bumi, dalam sebuah Hadits riwayat Ibnu Majah dan Al-Bazzar beliau bersabda: "Sultan itu adalah bayang-bayang Allah di muka bumi, kepadanyalah mengadu orang-orang yang teraniaya dari hamba-Nya, maka apabila sultan itu adil ia mendapat pahala dan rakyat wajib bersyukur".
Kaum Muslimin Sidang Jum'at Yang Berbabagia
Dari tiga firman Allah dan tiga Hadits Rasulullah, kita dapat mengambil pelajaran bahwa para pemimpin, pemuka, penanggung jawab sesuatu urusan hendaknya senantiasa berlaku adil dan bijaksana, dapat meletakan sesuatu pada tempat yang sesungguhnya dan dapat mengambil keputusan sejalan dengan prinsip keadilan. Akhirnya marilah kita hiasi hidup ini dengan hikmah yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, Amin Ya Rabbal 'Alamin.
PENUTUP
Oleh Drs. KH. Marwan Aidid.