Kultum: Air Mata Pemadam Api Neraka
MUKKADIMAH
Yang terhormat bapak............ , para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt.
Mengawali jumpa kita melalui mimbar kultum kali ini, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam, sebab berkat rahmat, anugerah dan petunjuk-Nya pada saat ini, kita bisa bertemu muka dan berkurnpul di tempat ini tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang begitu besar cinta dan keinginannya kepada umatnya agar selamat dari siksa api neraka.
Bapak, Ibu, Saudara sekalian yag saya muliakan
Mata adalah jendela hati, air mata yang tergenang di pelupuk mata lalu tumpah mengalir membasahi pipi adalah merupakan ekspresi dan luapan dari isi hati yang tak tertahankan. Sehingga dengan begitu apa yang menjadi beban hati seakan telah tumpah dan tersalurkan.
Ketika hati kita bersedih, bisa jadi kesedihan itu mengalir lalu tumpah melalui air mata, begitu juga di saat gernbira, di saat mengalami ketidak berdayaan, di saat dilanda kerinduan karena cinta yang amat sangat, di saat dilanda ketakutan yang sangat mencekam. Oleh sebab itu air mata adakalanya air mata cinta, air mata kerinduan, air mata kedukaan, air mata kepalsuan, ada juga air mata yang tumpah karena takut kepada Allah swt.
Lalu air mata manakah yang bisa membebaskan dari neraka? Untuk mendapatkan jawaban ini, perhatikan beberapa riwayat berikut ini. Diriwayatkan dalam suatu hadis bahwa Nabi saw bersabda: "Tidak ada seorang pun dari hamba Allah yang beriman yang kedua matanya mengalirkan air mata mengenai permukaan wajahnya sebesar kepala lalat, karena takut kepada Allah swt, maka ia tidak akan disentuh api neraka untuk selamanya.
Nabi saw juga bersabda: "Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah swt sehingga ada air susu yang kembali ke tempat asalnya."
Di dalam kitab Daqaiqul Akhbar diterangkan bahwa kelak di hari kiamat ada seorang hamba yang didatangkan, setelah ditimbang amal perbuatannya, ternyata keburukannya lebih berat dari pada kebaikannya. Maka ia diperintahkan agar dibawa ke neraka. Tetapi tiba-tiba sehelai rambut matanya melakukan pembelaan seraya berkata: "Ya Tuhanku, Rasul-Mu, Muhammad saw pernah bersabda, 'Barangsiapa yang pernah menangis karena takut kepada Allah, maka Ia mengharamkan matanya tersentuh api neraka.' Sesungguhnya mataku biasa menangis karena takut kepada Allah." Akhirnya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang mengampuni dosa-dosa hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka, berkat pengaduan sehelai rambut matanya yang biasa menangis karena takut kepada Allah swt.
Bapak, Ibu, Saudara sekalian yag saya muliakan
Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa kelak pada hari kiamat setiap orang disibukkan dengan persoalannya sendiri-sendiri, termasuk para Nabi. Ketika mereka dimintai pertolongan, mereka menyatakan nafsi-nafsi. Kecuali Nabi teristimewa yaitu Nabi Muhammad saw dalam kondisi sulit itu, beliau terus berjuang berusaha untuk menyelamatan umat beliau dengan menyatakan ummati-ummati (bagaimana halnya dengan umatku, selamatkan umatku ... selamatkan umatku .... ). Ketika penghuni neraka di giring menuju neraka, keluarlah gejolak api neraka Jahannam, bergulung-gulung menyambar-nyambar, Ketika api neraka itu bergulung-gulung hendak menyambar umat Muhammad, Jibril berteriak, awas sambaran api menuju umat Muhammad, seraya membawa semangkok air. Maka dengan secepat kilat, Muhammad meraih air yang berada di tangan Jibril. Jibril berkata cepat Muhammad, Nabi Muhammad segera menyiramkan air itu pada api neraka Jahannam yang menyambar-nyambar, hingga menjadi padam seketika. Setelah gejolak api itu padam dan surut kembali ke asalnya, beliau bertanya: "Wahai Jibril, 'air apakah itu?" Jibril menjawab: "Itu adalah air mata umatmu yang menangisi dosa-dosanya, karena takut kepada Allah swt."
Karenanya, menangislah, geraikan dan alirkan air mata membasahi pipi, atau tumpahkan di atas sajadah, ketika membaca Al-Quran atau pada saat merebah sujud, karena takut kepada Allah swt jika tidak bisa, maka tangis-tangiskanlah.
Allah swt berfirman:
"Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak." (QS. At-Taubah: 82).
Bapak, Ibu, Saudara sekalian yag saya muliakan
Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita berdoa semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada kita. Sesekali kita perlu menangis, kita tumpahkan air mata karena takut kepada Allah swt. Demikianlah yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma'in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan