Kultum: Keberuntungan Yang Besar

MUKKADIMAH
 
Kepada yang terhormat bapak............................ , para ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah yang saya taati, hadirin dan hadirat yang Saya muliakan.

Mengawali pertemuan kita kali ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji  syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam, yang senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita,  sehingga pada saat ini kita bisa berkumpul di tempat yang penuh berkah ini tanpa ada suatu halangan apapun. Selanjutnya, shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw yang telah membimbing dan mengantarkan kita pada ketinggian ilmu  pengetahuan dan peradaban yang terhormat.


Hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati !
 
Sebagai kaum muslimin, kita harus bersyukur atas petunjuk dan anugerah keimanan yang terus kita  pegang teguh, sekalipun kita menerima ajaran Islam dari para pewaris Nabi  saw, yaitu para ulama. Kita hidup begitu jauh dari kehidupan Rasulullah saw:  beliau telah wafat empat belas abad yang  lalu, secara georgafis pun kita begitu jauh dari tempat kelahiran Rasulullah saw tetapi kita tetap  beriman dan memegang teguh komitmen keimanan kita kepada Rasulullah dan apa saja yang  dibawa oleh beliau. Yang demikian ini merupakan anugerah yang sangat besar, sebagaimana yang  ditegaskan dalam hadis Nabi saw di antaranya ialah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Ahmad, Thabrani dan Hakim dari Abi Jam'aah AI-Anshari, dia  berkata: "Aku bertanya, ya  Rasulullah adakah suatu kaum yang lebih besar pahalanya dari pada kami, sementara kami, beriman dan menglkuti engkau?"Apa yang menjadi penghalang bagimu buat beriman kepadaku,  sementara  Rasulullah saw berada dihadapan­mu, dia datang  kepadamu secara langsung dengan membawa wahyu dari langit, Tetapi akan ada lagi suatu kaum yang akan datang sesudah kamu, datang  kepada  mereka  kitab Allah yang ditulis di antara dua Luh, maka mereka  beriman  kepadaku dan mereka  amalkan apa yang tersebut di dalamnya. Mereka itu adalah lebih besar pahalanya dari pada kamu."

Dalam hadis lain juga ditegaskan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abnu  Hibban, dari Abu Sa'id-'AI-Khudhri, bahwasanya ada seorang laki-laki berkata: "Ya Rasulullah  beruntunglah orang yang melihat engkau dan beriman kepada engkau." Lalu Nabi saw bersabda:  
                                  
"Beruntunglah orang yang melihat aku dan beriman kepadaku dan beruntung, beruntung dan sungguh beruntung bagi orang yang beriman kepadaku, sementara ia tidak melihat aku." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Dari hadis tersebut jelaslah bagi kita bahwa betapa beruntungnya orang yang beriman kepada Nabi saw padahal ia tidak melihat beliau secara langsung, dia hanya mendengar berita dan sejarah beliau  dari para penyambung lidah atau para pewaris beliau. Namun ia beriman dan bahkan begitu kuat  imannya kepada beliau. Termasuk  kita yang hidup sekarang ini yang tidak menyaksikan Nabi dan kehidupan beliau secara langsung, tetapi begitu besar cinta kita kepada Rasulullah saw. Terkadang air mata kita mengalir menaruh kagum dan terkenang kegigihan perjuangan beliau dalam menegakkan agama Allah, sehingga kita hendak menjadi umatnya yang baik dan patuh, berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnahnya serta bertekad untuk memberikan segenap hidup kita buat agama yang beliau bawa, yaitu agama Islam. Maka, sungguh beruntung, beruntung dan beruntung.

Hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati !

Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita berdoa semoga Allah senantiasa  melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita mampu mengisi sisa hidup kita ini dengan kebaktian, mernperbanyak ibadah dan amal saleh, sehingga kita benar-benar menjadi orang-orang yang beruntung, amin. Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url